1.8.12

Menanam

Kadang, hidup memberikan kita kenyataan yang sangat berbeda dengan apa yang kita bayangkan dan harapkan. Dan itulah bagusnya, kita selalu menjadi terkejut dibuatnya.

Awalnya, manusia selalu berusaha mengatur kehidupan ini. Segalanya harus sesuai dengan rencana. Meski semakin kita sok merasa semua dibawah kontrol kita, semakin ga sesuai dengan yang kita bayangkan hasilnya.

Well, I am not talking about our daily life. Malah, kalau anda memaksa, harian pun bisa menjadi contohnya. Cobalah buat rencana hari esok penuh sejak bangun hingga menjelang tidur. Jam per jam. Anda akan melakukan apa, tujuannya apa dengan siapa dan dimana. Catat semua dan lihatlah diakhir hari nanti, berapa persen dari rencana anda yang berhasil.

Ya. Untuk satu hari saja, kita tidak bisa mengaturnya.

Seorang rekan yang jauh lebih tua dari saya pernah berpetuah. Hidup itu seperti menanam, dan bibitnya kita yang pilih sendiri. Setiap orang punya bibit baik dan bibit buruk. Saat tumbuh nanti, hasil buahnya pun kita yang memakannya.

Saya mencoba memikirkannya kemudian dengan melihat sekitar. Ya, ada yang menanam hal baik dan buruk. Anehnya, saat memanam, kita selalu berfikir buah hasilnya nanti orang lain lah yang memakannya. Ya, orang lain.

Ada orang yang saat berbuat baik, dia berharap apa yang dilakukannya dapat membuat orang lain menikmati hal tersebut.

Begitu pula orang yang menanam bibit yang buruk. Ia iri, dengki, bercerita dan bergunjing, dan berharap orang lain memetik hal buruk yang kita tanam.

Ironisnya, apapun yang mereka tanam, mereka sendiri yang akan memanennya. Ya, mereka sendiri. They very own.